Jakarta - Aksi susul-menyusul elektabilitas kedua pasangan capres dan cawapres semakin ketat. Selisih antara pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK makin dekat.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mencatat, pada September 2013 lalu, elektabilitas Jokowi mencapai 50,30% dan Prabowo 11,1%. Keduanya terpaut selisih 38%.
Memasuki Maret 2014, elektabilitas Jokowi menurun hingga menjadi 46,3%, disusul Prabowo sebesar 22,10%. Keduanya terpaut selisih 24% saat itu. Setelah pemilihan legislatif selesai, disebutkan elektabilitas Prabowo meningkat.
Menurut LSI, pada Mei 2014 elektabilitas Jokowi 35,42% sementara Prabowo 22,75%, selisih terpaut 13%. Survei terakhir yang dilakukan setelah penetapan capres-cawapres pada Juni 2014, elektabilitas Jokowi sebesar 45% dan Prabowo 38,7%. Selisihnya terpaut 6%.
"Persaingan kedua capres ketat. Terlihat sejak sebelum pileg selisihnya 2 digit, sekarang menjelang pilpres selisihnya hanya 1 digit," kata Peneliti LSI Adjie Alfaraby dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Minggu (15/6/2014).
Adjie mengatakan, melihat data itu peluang Jokowi dan Prabowo memenangkan Pilpres 2014 pada 9 Juli mendatang masih sangat terbuka. Terlebih, angka undecided voter (pemilih yang belum menentukan pilihan) masih tinggi, yakni 16,7%.
"Kalau dilihat dari poinnya, meski Jokowi hari ini masih tinggi undecided voter dan selisih tipis, tapi kedua capres masih punya peluang yang sama dan kedua capres masih bisa saling mengalahkan," ucap dia.
Survei dilakukan pada 1-9 Juni 2014 dengan metodologi multistage random sampling. Survei dilakukan kepada 2.400 responden dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin error survei ini mencapai 2%.
sumber
Minggu, 15 Juni 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar